Sabtu, 20 Februari 2016

Asas-asas Hukum dalam Beracara di Pengadilan

Hukum acara atau hukum formal adalah rangkaian kaidah hukum yang mengatur cara-cara bagaimana mengajukan suatu perkara kemuka suatu badan peradilan serta cara-cara hakim memberikan putusan, serta dapat juga dikatakan suatu rangkaian peraturan hukum yang mengatur tentang cara-cara memelihara dan mempertahankan hukum materil.[45] Hukum acara yang mengatur dan melaksanakan soal-soal peradilan disebut hukum acara pengadilan  terdiri dari:
1.       Hukum Acara Perdata
2.       Hukum Acara Pidana
3.       Hukum Acara Tata Usaha Negara
Hukum Acara Perdata ialah rangkaian peraturan hukum yang menentukan bagaimana cara-cara mengajukan kedepan pengadilan perkara-perkara keperdataan dan cara-cara melaksanakan putusan-putusan hakim.[46] Sedangkn Hukum Acara Pidana ialah rangkaian peraturan hukum menetukan bagaimana cara mengajukan kedepan pengadilan perkara-perkara kepidanaan dan cara menjatuhkan hukuman oleh hakim.[47] Sedangkan Hukum Acara Tata Usaha Negara adalah rangkaian peraturan hukum yang menentukan bagaimana cara mengajukan perkara atau sengketa tata usaha negara dan cara-cara melaksanakan putusan-putusan hakimnya.[48]
Didalam bidang hukum acara pengadilan berlaku asas-asas hukum acara pengadilan yang antara lain:[49]
1.       Dilarang bertindak sebagai hakim sendiri;
2.       Hukum acara harus tertulis dan dikodifikasikan ;
3.       Kekuasaan pengadilan harus bebas dari pengaruh kekuasaan Negara lainnya;
4.       Semua putusan pengadilan harus berisi dasar-dasar hukum;
5.       Kecuali yang ditetapkan oleh Undang-Undang, sidang pengadilan terbuka untuk umum dan keputusan hakim senantiasa dinyatakan dengan pintu terbuka.

Didalam persidangan kasus perkara perdata berlaku asas-asas hukum acara perdata sebagasi berikut, diantaranya:[50]
1.       Hakim bersifat menunggu,
2.       Hakim pasif,
3.       Sifat terbukanya persidangan,
4.       Mendengar kedua belah pihak,
5.       Putusan harus disertai alasan-alasan,
6.       Beracara dikenakan biaya,
7.       Tidak ada keharusan mewakilkan.

Sedangkan didalam persidangan pidana berlaku asas hukum acara pidana sebagai berikut:[51]
1.       Asas Persamaan didepan hukum.
2.       Asas perintah tertulis dari yang berwenang
3.       Asas Praduga tak bersalah (presumptions of innocent)
4.       Asas pemberian ganti rugi dan rehabilitasi atas salah tangkap, salah tahan dan salah tuntut,
5.       Asas peradilan cepat, sederhana, biaya ringan, bebas, jujur dan tidak memihak.
6.       Asas memperoleh bentuan hukum yang seluas-luasnya,
7.       Asas wajib diberi tahu dakwaan dan dasar hukum dakwaan,
8.       Asas hadirnya terdakwa,
9.       Asas pemeriksaan dimuka umum,
10.   Asas pengawasan pelaksanaan putusan.

Didalam peradilan tata usaha negara berlaku asas-asas sebagai berikut:
1.       Azas Praduga Rechtmatig (vermoeden van rechtmatig-heid =praesumptioiustae causa). Setiap tindakan pejabat dianggap rechtmatig sampai ada pembatalannya.
2.       Azas pembuktian bebas, Hakim menetapkan beban pembuktian,.
3.       Azas Keaktifan Hakim (dominus litis )
4.       Putusan Pengadilan mempunyai kekuatan mengikat (erga omnes),.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar